setelah ditinggal kamu pergi,
aku harus sesegera mungkin merapikan kembali hati.
setelah semua kisah kita kandas dan kamu memilih untuk diakhiri,
aku harus sesegera mungkin lebih siap menahan tangis kala sendiri.
aku butuh proses memulihkan perasaan yang baru saja dihinggapi luka.
aku juga butuh waktu untuk membiasakan diri tanpamu; juga tanpa kata 'kita'.
mungkin tak mudah dan secepat itu aku lupa
karena banyak hal dalam hidupku yang kau berikan.
tak ada yang bisa memprediksi sekuat apapun hati memilih, ada saja yang akhirnya tega pergi.
lalu membiarkan diri ini kembali dalam kenyataan yang amat kubenci.
namun, bagaimanapun juga kamu tetaplah kenangan yang terus tetap ada.
kamu tetaplah kesakitan yang hinggap dalam dada.

sesulit aku menjauhkanmu, nyatanya aku harus selalu saja mengingatmu.
saat ini, melihatmu hanya bisa dengan jarak,
memperhatikanmu juga harus dengan keterbatasan.
karena tak mungkin lagi aku ada dalam setiap kegiatanmu,
tak mungkin lagi aku ada dalam setiap waktumu—yang selalu membuatku rindu.
aku sadar, perasaan untukmu masih saja utuh.
sebab seberapa sakitnya ia jatuh,
akan selalu diterima.
hati yang sudah dipatahkan akan tetap hinggap dalam ingatan.
sebab melupakan yang paling menyakitkan adalah berusaha menjauhinya secara perlahan.

Comments