sejak kau buat hati ku sedemikian patah, aku bertekad untuk pergi. benar-benar pergi, merelakan kamu yang tak pernah bisa dimiliki, melepas kamu yang tak pernah berniat untuk bertahan sejak awal memulai, melupakan kamu yang hanya bermain hati.
namun, sejahat apapun kamu, sekejam apapun kamu, pergi dari mu adalah sulit. bayang-bayang mu masih terpatri di dalam kepala ini.
sejarang apapun kamu terlihat dimata ku atau sesingkat apapun aku dipertemukan dengan mu, jantung ini masih sama lincah degupnya, walau bukan lagi karena perasaan senang, tetapi karena sakit yang terpendam serta sesak yang tertahan.
terkadang, saat hujan datang, aku biarkan wajah ini menyentuh lembut air hujan yang turun dan membiarkan air mata menyatu bersamanya. dengan lelah yang terlukis samar di wajah, aku biarkan sesak di dada ini menyeruak, hingga aku terengah-engah demi akhir yang tenang.
secinta apapun aku, sesayang apapun aku, sekeras apapun usaha ku untuk menarikmu kembali, jika Tuhan tak mengizinkan, aku bisa apa?
karena pergi mu yang terjauh bukanlah saat kamu jatuh hati lagi pada yang bukan aku, tetapi ketika kamu pergi karena takdirmu yang bukan aku.

Comments